Jumat, 19 April 2024

Pulau Moyo, Tempat Healing para Selebritis Dunia

Ada satu pulau yang sudah banyak dikunjungi oleh para selebriti dunia. Sebut saja Alm. Prince Lady Diana Spencer, Mick Jagger, Alm. David Bowie, Petenis dunia Maria Sharapova, David Becham, Edwin van der Sar pernah berunjung ke sini, termasuk artis kekinian seperti bintang Korea, Rain dan Kim Tae Hee yang berbulan madu disini. Nama pulau itu adalah  Pulau Moyo, sebuah pulau di utara pulau Sumbawa, memiliki luas 350 km2, ketinggian maksimum 671 meter, dan garis pantai 88 km.

Secara administrasi Secara administratif, pulau Moyo termasuk wilayah Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat,tepatnya sejauh 2,5 km di utara pulau Sumbawa. Pulau Moyo juga memiliki beberapa pilihan pantai yang menawan. Beberapa di antaranya, pantai Tanjung Pasir. Ada juga Tekat Sagele yang terkenal sebagai spot terbaik untuk snorkeling.

Pulau Moyo menjadi habitat untuk berbagai satwa liar. Di sini terdapat babi hutan, biawak, 21 jenis kelelawar, rusa liar dan terdapat juga kelompok kera pemakan kepitin. Ada juga sapi liar dan berbagai macam spesies burung, serta kura-kura.

Pulau kecil ini banyak menyimpan keindahan, yang paling terkenal adalah Air Terjun Mata Jitu. Di air terjun inilah mendiang Putri Diana sempat berendam sembari menikmati kesejukan dan keasrian hutan Pulau Moyo. Warga setempat pun menjuluki air terjun ini dengan sebutan Queen Waterfall. 

Air Terjun Mata Jitu memiliki tujuh kolam yang saling berundak. Di bagian bibir air terjun, pengunjung bahkan bisa melihat stalaktit dan stalagmit yang telah terbentuk berjuta-juta tahun lalu. Selain Air Terjun Mata Jitu, ada juga air terjun lain yang tak kalah indahnya di Pulau Moyo. Namanya Air Terjun Diwu Mba’i. Kesegaran air terjun ini bagaikan oase di tengah panasnya cuaca Pulau Moyo.

Pantai Tanjung Pasir ini memiliki hamparan pasir putih yang paling luas di antara pantai yang lain. Air lautnya yang biru dan jernih, pengunjung bisa sekedar bermain air di pinggiran pantainya atau mencoba berenang. Di pantai ini pengunjung bahkan bisa snorkeling dan menyelam, masuk ke kedalaman untuk bercengkerama dengan hewan laut dan terumbu karang yang ada di sana.

Pantai Raja Sua jaraknya hanya 20 menit dengan perahu motor dari pantai Tanjung Pasir. Pantai ini memang tidak terlalu banyak memiliki pasir putih. Area pantai didominasi oleh hutan dengan padang rumput dan pepohonan tinggi. Kekuatan pantai ini terletak pada airnya. Kejernihan airnya bak cermin yang memancarkan keindahan biota laut di bawahnya.

Wisata ke Pulau Moyo memang paling tepat jika dilakukan pada musim kemarau. Sepanjang bulan Mei hingga Agustus. Selain karena ombak yang lebih tenang, pengunjung juga bisa bersantai di atas gundukan karang dan pasir putih unik bernama Takat Sagele. 
 
Pantai lainnya di pulau Moyo adalah Pantai Poto Jarum, Pantai Air Manis dan Pantai Btang Sedo. Di pantai ini pengunjung bisa menikmati keindahan alam bawah laut yang mengagumkan.  Sekaligus juga berkesempatan bersantai di area pantainya yang cantik. Untuk yang suka dengan udara malam di ruang terbuka, bisa pula mendirikan tenda di sini untuk bermalam.
Untuk saat ini di Pulau Moyo hanya terdapat satu penginapan yang terkenal, yaitu Amanwana Resort. Resort ni level bintang 5, dengan harga per malam $800-$1000. Untuk pilihan penginapan yang lebih murah, pengunjung dapat menginap di rumah-rumah warga yang menyediakan kamar untuk menginap dengan harga per malam sekitar Rp. 150.000 – Rp. 200.000. Jika ingin yang lebih murah lagi, pengunjung dapat berkemah di kawasan pantai Brang Sedo
 
 
 







Pulau Peucang, Surga Tersembunyi

Pulau Peucang terletak di dalam kawasan Taman Nasional Ujung Kulon dengan Selat Panaitan di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten dengan luas pulau sekitar 450 hektar.  Pulau Peucang adalah benar-benar surga terpencil yang terletak di tepi paling barat dari Pulau Jawa. Dikelilingi oleh pantai berpasir putih yang lembut, air biru jernih, dan terumbu karang yang mempesona, Pulau Peucang menjanjikan ketenangan bagi siapa saja menginjak pasirnya.

Pulau Peucang juga merupakan rumah bagi berbagai spesies hewan liar seperti monyet, burung enggang, biawak, babi hutan, toucans, elang laut, dan banyak lagi. Yang paling menonjol dari ini adalah kijang yang ditemukan berlimpah di sekitar pulau.

Seperti sebagian besar dari wilayah Taman Nasional Ujung Kulon, Pulau Peucang juga terpukul oleh sejarah letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883. Hampir tidak ada flora dan fauna selamat dari bencana letusan dan tsunami yang diikuti. Namun, satu pohon bertahan dan masih hidup sampai hari ini di hutan Pulau Peucang. Pohon yang diklasifikasikan sebagai pohon ara (Ficus sp) disebut Pohon "Kiara" dan diperkirakan berumur lebih dari 2 abad. Pohon spektakuler ini memiliki diameter luar biasa sama dengan lingkaran yang dibuat oleh lebih dari 30 manusia dewasa.

 Di bawah permukaan air yang jelas, taman karang mempesona dengan makhluk laut mereka beragam adalah tempat yang sempurna untuk snorkeling di tepi pantai atau menyelam di berbagai tempat menyelam. 

Di antara beberapa penghuni alam bawah laut Pulau Peucang adalah ikan kupu-kupu, ikan malaikat, ikan badut, ikan kakatua, dan banyak lagi. Tempat yang paling favorit untuk menyelam di Karang copong di ujung barat pulau. Namun, menyelam di sini hanya bisa dilakukan oleh penyelam profesional yang berpengalaman karena memiliki arus yang kuat karena lokasinya dekat Samudera Hindia.

Pulau ini juga memiliki hutan tropis yang besar untuk trekking dan mengamati satwa liar. Ketika malam semakin dekat, pantai menyajikan pemandangan memukau dan suasana warna-warni irama matahari terbenam di cakrawala.  Pulau dengan semua keajaiban yang di atas dan di bawah permukaan menawarkan berbagai kegiatan termasuk: Trekking, berperahu, kano, pengamatan satwa, diving, snorkeling, surfing, berkemah, dan banyak lagi.

Pulau Peucang berfungsi sebagai base camp dan titik pementasan bagi mereka yang ingin menjelajahi lebih dalam Taman Nasional Ujung Kulon. Hal ini menjadi alasan bahwa di pulau kecil ini Anda akan menemukan akomodasi dan fasilitas pendukung. Eco Resort Pulau Peucang memiliki sejumlah pondok-pondok dengan total 23 kamar. Setiap pondok memiliki kamar yang luas dan serambi. Resort menerapkan konsep ramah alam

Untuk mencapai pulau Peucang hanya bisa dicapai dengan perahu dari Sumur Dock atau Tanjung Lesung Resort, atau dengan kapal cepat dari pusat wisata Pantai Carita. Perahu untuk perjalanan dari Sumur Dock ke Pulau Peucang berlangsung sekitar 3-4 jam tergantung pada cuaca dan ombak.


 

 



Kamis, 18 April 2024

Air Terjun Tumpak Sewu (Coban Sewu)

 

Air Terjun Tumpak Sewu atau disebut juga Coban Sewu adalah sebuah air terjun yang mempunyai ketinggian sekitar 120 meter, posisinya berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. 

Air Terjun Tumpak Sewu atau Coban Sewu merupakan air terjun terindah di Pulau Jawa dan Indonesia. Air Terjun Tumpak Sewu memiliki formasi unik karena memiliki aliran air yang melebar seperti tirai sehingga termasuk dalam tipe air terjun Tiered. 

Lokasi Air Terjun Tumpak Sewu ada di dalam sebuah lembah curam memanjang dengan elevasi 500 meter di atas permukaan air laut. 

Air Terjun Tumpak Sewu terbentuk di aliran Sungai Glidih yang berhulu di Gunung Semeru. Dari Kota Lumajang ke lokasi air terjun sekitar 55,8 km sedangkan dari Kota Malang berjarak sekitar 65 km

Karena posisinya berada di perbatasan Kabupaten maka letak air terjun ini bisa ditempuh dari Air Terjun Tumpak Sewu terletak di Dusun Jagalan, Desa Sidomulyo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, atau dari Dusun Jagalan, Desa Sidorenggo, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur.

Air terjun setinggi 120 meter ini dihiasi tumbuhan-tumbuhan hijau yang menempel di dinding tebing yang berwarna kecokelatan. Suara deru air terjun yang memecah kesunyian seolah mengundang untuk turun tebing dan merasakan percikannya. Cucuran air terjun tak hanya mengalir dalam satu titik saja, melainkan sepanjang lengkung tebing, sehingga membuat para wisatawan akan dibuat merinding dan takjub melihatnya.

Ketika sampai di dasar tebing, perjuangan belum berakhir sampai disitu saja, karena pengunjung harus menyusuri sungai serta melawan arus sungai. Bebatuan di sungai tersebut memang tak terlalu licin, namun arus sungai tersebut tergolong deras dan berbahaya. Setelah melalui berbagai rintangan tersebut, maka kawan pun akan melihat pemandangan menakjubkan Coban Sewu/ Tumpak Sewu Semeru membentang gagah dihadapan mata. Air terjun spektakuler ini sudah ditandai dalam Google Maps